Shaka turun dari kendaraan pribadi dengan wajah datar. Rahang tegas yang dimiliki pria berwajah tampan itu menandakan bahwa moodnya saat ini sedang buruk. "Selamat pagi, Pak." Salah seorang staff menyapa, menyambut pagi Shaka. Sementara Shaka hanya berlalu begitu saja, acuh, tak peduli dengan sekitar. Seakan sedari awal tujuannya adalah satu, menemui seseorang di kantornya itu. "Dimana Bu Lia?" tanyanya, serak. "Bu Lia sedang menyusun agenda rapat, Pak," jawab staff sedikit terbata, membalas perkataan Shaka dengan takut-takut. "Katakan padanya untuk segera datang ke ruangan saya." Shaka memberi perintah, "Saya tunggu. Ada yang mau saya bicarakan." "Tapi Bu Lia bilang tidak boleh ada yang menganggunya saat menyusun agenda, Pak." Staff tadi berbisik pelan, menyampaikan larangan keras d