Esoknya Lia memang sudah bisa pulang, Shaka dan Zivaa mengantarkan Alina dan Chloe ke rumahnya. "Akhirnya aku bisa fokus sekarang!" hembus Zivaa. Tapi, satu masalah selesai, Zivaa sekarang berkutat dengan pikirannya sendiri. Kehamilannya tentu makin hari akan menunjukkan diri, sementara dia masih khawatir akan masa depannya bersama Shaka. "Aku tak bisa tenang sebelum Fasya dan Aqlan benar-benar menerimaku, aku menikah untuk membentuk keluarga, bukan menciptakan musuh!" ucapnya gelisah. Semua kecemasannya tanpa sadar membuatnya di ambang depressi, Zivaa masih bisa menjalani aktivitasnya sehari-hari, tapi pikirannya penuh dengan rasa takut dan cemas. Hanya ketika mengerjakan skripsinya, Zivaa merasa teralihkan karena tekadnya untuk lulus lebih besar. "Sayang, enggak istirahat dulu?" tan