Fasya mengerjap seraya memalingkan wajahnya, dia melepaskan Eliya dan berbalik membelakangi. Menggeleng mengenyahkan pikiran liar yang menghinggapi dirinya. "Fasya? Kenapa?" tanya Eliya, dia mengira jika Fasya akan menciumnya tadi. "Tak apa!" sahut Fasya tanpa menoleh, dia sibuk mengumpat dalam hati, mengutuk diri karena saat ini tubuhnya menginginkan Eliya. Eliya malah berpikir Fasya memang tak menginginkannya, apalagi sudah sebulan lamanya mereka tidak bertemu. Mungkin saja Fasya bertemu dengan gadis lain di kota asal mereka. "Kalau begitu aku pergi dulu. Titip salam buat Mami, katakan padanya aku enggak akan pulang dulu sampai wisuda nanti!" ucap Eliya terisak menghapus air matanya lalu berbalik pergi. Fasya mendengus cepat, dia pun segera memutar tubuh dan mengejar Eliya yang suda