Ziya menarik wajahnya menjauh dari Mahesa. Untuk beberapa saat ia hanya bisa menatap iris abu-abu pria itu penuh keraguan. Otaknya masih menggali ingatan tentang pertemuan yang digambarkan Mahesa. Ia memang kehilangan ingatan, tapi ia tidak gila jika harus langsung menerima dorongan gairahnya yang mendamba pada Mahesa. Atmosfer di dalam kamar dipenuhi hasrat yang telah lama ditahan. Tubuh Mahesa terasa berat dan merinding dengan emosi yang tidak bisa ia wujudkan dalam kata. Tatapan ragu Ziya tidak menyurutkan niatnya untuk memeluk wanita itu lagi dan berusaha membuat Ziya percaya. Secara otomatis tubuh mereka bersentuhan. Desiran halus tapi kuat yang memiliki reaksi drastis datang bersamaan. Kontak elektris terhubung. Panas dihasilkan. Percikan api yang tidak terlihat beterbangan memen