"Jangan menangis dong Sayang, besok kita bisa lihat di ...." "Itu beda, hikss..hikss.."potong Hanum dengan nada merajuk manja. "Terus aku harus bagaimana?" Tanya Pram bingung. "Tidak perlu bagaimana-bagaimana. Tu..eeh Mas tidur saja lagi. Saya masih ingin nangis hikss..hikss" jawab Hanum di antara Isak tangisnya. "Bagaimana aku bisa tidur, kalau suara tangismu keras begitu." Pram sebenarnya tertawa di dalam hati, melihat Hanum yang merajuk manja seperti itu. Tapi, tentu saja ia tidak berani mengeluarkan tawanya. Bisa tambah lama nanti Hanum ngambeknya. Hanum membuka selimut yang menutupi wajahnya, ia bangun dengan mengepit selimut dikedua ketiaknya agar tubuh polosnya terhalang dari mata Pram yang lekat menatapnya. "Kalau begitu saya tidur di kamar saya saja,