Ivy tertatih mengikuti langkah Bravino yang panjang. Kakinya tak sepanjang Sang Papa Gula hingga ia tertinggal jauh di belakang. "Kalau kayak gini caranya ngapain gue ikut. Apa gue kabur aja ya?" Kekesalan membuat Ivy sempat berpikir untuk nekat. Tapi seorang bertubuh kekar menegurnya. "Ada apa, Nona?" Ivy otomatis menggeleng. Nyalinya ciut melihat salah seorang pengawal Bravino. Apalagi karena di wajah orang itu terdapat bekas luka yang melintang dari kening hingga pipi. Meski itu terlihat seperti luka lama, tapi tetap saja menyeramkan. Ivy kembali melanjutkan langkahnya meski dengan berat hati, hingga ia sampai ke landasan pacu. Ia melihat ke sekelilingnya, hanya ada satu pesawat yang ukurannya tak seperti pesawat komersil. Bahkan bentuknya pun terlihat sangat mewah. Ivy melihat

