"Maaf, Tuan. Ponsel Tuan tertinggal di merci kemarin." Driver memberikan ponsel android dengan brand lama. Layarnya pun sudah retak di beberapa tempat. Saking lama dan bututnya ponsel itu, Bravino hampir saja mengira benda tersebut adalah benda peninggalan pra-sejarah. (Maapkeun, Othor agak lebay, xixixi) Bravino tak langsung meraih ponsel itu, ia sedang mengingat siapa pemiliknya karena tak mungkin ia memiliki benda sejelek itu. Bahkan ia yakin drivernya saja pasti punya ponsel yang lebih layak dari itu. Dan akhirnya ia ingat siapa pemilik sebenarnya. "Dasar ceroboh!" omelnya. Padahal dirinya lah yang tadi malam merebut ponsel Ivy dan menyembunyikannya di laci yang ada di bagian pintu pengemudi. "Kita ke kampus Tridharma!" titahnya saat mengambil ponsel itu. Ia ingat bila Ivy memil

