"Wajar, karena Dami laki-laki dan aku wanita yang cantik. Sama seperti Om juga kan? Maunya masuk ke dalam celana dalamku terus!" Tanpa pamit Ivy langsung turun dari mobil Bravino. Ia juga sempat menghempaskan pintu mobil dengan cukup kencang. Bravino mencengkram pegangan pintu di sisinya. Ia terkejut dengan sikap Ivy dan juga merasa kesal karena sikap Ivy tadi terkesan terlalu meremehkannya. Ia hanya menatap sugar baby-nya itu berjalan menjauh. Wanita yang selalu membuatnya melayang hingga ke langit ke tujuh kala bersamanya. Kalau saja bukan karena meeting penting, tentu Bravino tak akan melepaskan Ivy begitu saja. Bravino menurunkan kaca mobil. "Jalan sekarang, Pak!" titahnya. Di sepanjang perjalanan Bravino berusaha mengenyahkan bayangan Ivy. Ia tahu bila hari ini Ivy akan ke kanto

