"Ahh, Ooomm." Bravino tak menjawab desahan itu. Ia lebih suka dengan apa yang saat ini ada di ujung lidahnya. Tonjolan kecil yang mulai mengeluarkan rasa asin yang gurih. Wangi khas percintaan pun menguar dengan dahsyat, cairan yang membanjiri pun kian banyak. Melembabkan udara yang harusnya terasa segar karena pendingin ruangan sudah diatur dengan suhu yang cukup rendah. "Please, Om. Ah a-akuuhhh..." Ivy menjambak rambut Bravino dan menekan ujung kakinya ke bahu lelaki itu. Pelepasan pertamanya tercapai, membuat miliknya menyemburkan cairan cinta dan kenikmatan yang luar biasa. Bravino membersihkan bagian yang ia porak-porandakan, tentu saja dengan mulut dan lidahnya sendiri. Ia menghisap semuanya, dan tak ingin sampai ada yang tersisa. Baru kali ini ia segila itu pada apa yang wanit

