"Siang, Pak." Ivy muncul di kantor Armstrong Grup, tepatnya di depan ruangan Astra dengan senyum khasnya yang mampu membuat gigi orang yang melihatnya jadi ngilu. Saking manisnya. "Pa-pagi juga, Nona." Tentu saja senyum manis itu juga berlaku untuk Astra, si asisten berwajah datar dan aura dingin. Sebelas dua belas dengan Bossnya. Sampai-sampai ia membalas sapaan Ivy dengan terbata-bata. "Pak Astra kenapa? Sakit?" Ivy maju satu langkah untuk mendekat. Wajah Astra yang biasanya rapih itu sekarang agak berantakan. Rambutnya tak klimis dan teratur seperti biasanya. Area bawah matanya pun menggelap dan agak tebal. Selain itu wajah Astra pun tak secerah biasanya. Bagaimana tidak? Astra habis begadang, mencari celah, memerintah ke sana kemari untuk bisa mencari tahu hal yang sang Boss pe

