Beberapa saat kemudian Evan berhenti saat tiba di depan sebuah kamar yang menjadi kamar tidurnya dengan istrinya. Dengan sedikit ragu ia mengulurkan dan mengetuk pintunya. Tok Tok Tok! Suara ketukan pun langsung terdengar dan memecahkan keheningan di lantai tersebut. Dengan sabar ia menunggu Aruna menjawab dan menyuruhnya untuk masuk. "Siapa?" pekik Aruna dari dalam kamar itu. "Aku" jawab Evan dengan jantung yang berdebar, karena ia takut jika Aruna tidak mengizinkannya untuk masuk. "Aku membawakan sarapan untuk kamu. Aku boleh masuk, kan?" tanyanya sambil menatap pintu yang tertutup di depannya. "Aku enggak mau sarapan!" jawab Aruna dengan ketus. Evan menghela nafas saat mendengar jawaban istrinya, tapi ia tidak mau menyerah begitu saja. "Kamu harus sarapan, sayang. Sarapan itu pent