Aruna berjalan, melangkahkan kakinya dan menuju ruangan Evan yang juga berada di lantai itu. Lalu ia berhenti dan berdiri di depan pintunya yang tertutup. "Aku harap dia enggak keberatan melihat aku ada di sini" ia berkata di dalam hati. Ia pun mengulurkan tangan dan dengan sedikit ragu mengetuk pintu itu. Tok Tok Tok! Suara ketukan pun langsung terdengar dan memecahkan keheningan di lorong itu. Dan dengan sabar Aruna menunggu Evan untuk menyuruhnya masuk. "Masuk aja pintunya enggak dikunci" pekik Evan dari dalam ruangan itu. Aruna pun menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya, lalu ia memegang kenop pintu dan membukanya. Pintu itu pun terbuka dan Aruna melihat Evan yang sedang duduk di dalam sambil menatap layar laptop yang berada di depannya. Perlahan Aruna melangkah masuk dan menu