Dua Puluh

1133 Kata

Jo diam. Dia tidak mengoceh lagi. Terdengar helaan nafas Sena. Ekor mata Jo melirk gadis yang duduk di sampingnya. "Sen, lo kenapa?" Sena tidak menjawab. Gadis itu masih menunduk. Bahkan bahunya nampak sedikit terguncang. "Sen, lo gak apa-apa kan?" Sena masih diam. Pelan, tangan Jo terangkat hendak menepuk bahu Sena. Tapi ia urungkan. Jo benar-benar bingung. Sena menangis. "Sen, jangan nangis! Kan udah gue bilang, cowok macam gitu jangan pernah lo harapkan! Gini kan jadinya? Lo mewek dah! Mending gue kemana-mana deh! Udah cakep, tajir, pinter, apalagi coba?" Tiba-tiba Sena mengangkat wajahnya dan menoyor kepala Jo. "Ck, diem lo! Gue nangis bukan sedih, dodol!" Jo melongo, Sena membersihkan sisa airmata yang dikasih bonus beberapa tetesan ingus dengan menggunakan tissu. Slroooottt.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN