Jo diam. Dia tidak mengoceh lagi. Terdengar helaan nafas Sena. Ekor mata Jo melirk gadis yang duduk di sampingnya. "Sen, lo kenapa?" Sena tidak menjawab. Gadis itu masih menunduk. Bahkan bahunya nampak sedikit terguncang. "Sen, lo gak apa-apa kan?" Sena masih diam. Pelan, tangan Jo terangkat hendak menepuk bahu Sena. Tapi ia urungkan. Jo benar-benar bingung. Sena menangis. "Sen, jangan nangis! Kan udah gue bilang, cowok macam gitu jangan pernah lo harapkan! Gini kan jadinya? Lo mewek dah! Mending gue kemana-mana deh! Udah cakep, tajir, pinter, apalagi coba?" Tiba-tiba Sena mengangkat wajahnya dan menoyor kepala Jo. "Ck, diem lo! Gue nangis bukan sedih, dodol!" Jo melongo, Sena membersihkan sisa airmata yang dikasih bonus beberapa tetesan ingus dengan menggunakan tissu. Slroooottt.