Tiga Puluh Dua

1384 Kata

"Sen, masih marah ya?" tanya Jo sambil sedikit merengut. Sebenarnya Sena bukan marah, tapi sangat malu. Rasanya jika saja Sena bisa mengecilkan tubuh, alangkah lebih baik ia masuk ke lubang dan keluar melalui pipa pembuangan. Daripada harus keluar dan bertemu dengan keluarga Jo. Sena mengetuk-ngetuk kepala ke atas lutut. "Diam! Ya Tuhan, bagaimana aku bisa pulang?" "Oh, kamu bingung antara mau pulang atau enggak? Mending gak usah aja. Gak apa-apa kok, nginep di sini ya?" Sena mendelik tajam, lalu tanpa permisi menoyor pelan kepala Jo. "Ck, bersihkan otaknya! Jangan salah faham! Aku bukan gak mau pulang, tapi aku malu ketemu keluargamu di luar sana!" ucap Sena sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Samar Jo tersenyum, dalam hati ia bersorak. 'Yes, Sena sudah merubah gaya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN