Tiga Puluh Satu

2030 Kata

Jo tersenyum menang, ia lalu membuka pintu mobil untuk Sena. Mereka pulang dalam diam. Ini sedikit agak aneh. Ada sesuatu yang hilang dirasakan Sena. Ya, Jo jadi sedikit pendiam. Sesekali Sena melirik Jo dengan ujung matanya. Bibir pria itu tertutup rapat. "Jo, lo marah ya?" ucap Sena pelan. "Tidak, gue ngantuk," jawab Jo sambil tetap fokus menyetir. Sena mengangguk. Yah, walau Jo menjawab seperti itu. Tetap saja terasa berbeda. Biasanya Jo akan nyerocos sepanjang jalan. Semua yang dilihatnya pasti tak luput dari komentar Jo. Lah sekarang? Jo lebih pendiam. Mereka sampai di rumah Sena. Sepertinya Diwan sudah pulang lebih dulu. Nampak ruangan tengah lampunya menyala. "Hai, Kak! Baru pulang?" tanya Diwan sambil meneguk segelas air mineral. Lalu duduk santai sambil menyalakan televisi.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN