Tiga Puluh Empat

1231 Kata

"Kak, Mas Bram nawarin kontrak film baru lagi," ucap Diwan saat mereka sarapan pagi. Sena mengambil sisa roti panggang isi di piringnya. Mengunyahnya pelan lalu menatap Diwan. "Film aksi lagi?" tanya Sena. "Bukan. Genre romance. Gimana?" tanya Diwan sambil mengaduk secangkir kopi yang masih mengeluarkan asap di depannya. "Lawannya?" tanya Sena. "Mas Bram bilang sama Mas Hendra lagi." "Dia lagi?" Kening Sena berkerut. Bukan apa-apa, Sena merasa sedikit tak nyaman. Pria itu berkali-kali berusaha mendekatinya. "Iya. Katanya chemistry kalian bagus waktu film kemarin," jawab Diwan. "Sen, maaf mengganggu! Itu di luar ada Jo datang!" ucap Mbok Surti yang datang terburu-buru. "Lah, kenapa gak disuruh masuk, Mbok?" tanya Sena. "Itu ... anu ... Jo pingsan di depan. Mbok gak kuat angkat!" u

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN