"Kamu yakin?" Ganjar sejujurnya tidak ingin membebani Meta dengan keputusan apapun, tetapi ia tetap akan membantu sang istri untuk mengambil keputusan yang tepat. "Aku sudah nggak nyaman, Mas, tapi kalau aku resign, aku mau cari kerja dimana dan apa?" Meta pun menghela nafas dengan wajahnya yang cemas. Ia memikirkan nasibnya. Tangannya pun mengoleskan krim pijat beraroma mint ke punggung Ganjar. "Ya sudah kalau kamu mau resign, aku bukakan butik, mau?" tawar Ganjar yang nada bicaranya sudah mulai terdengar seperti orang mengantuk. Meta menatap punggung suaminya terkejut. "Mas mau bukakan aku butik? Tapi aku gak yakin bisa tangani itu." Meta menimbang-nimbang. "Kamu pasti bisa kok, kan nanti sekalian cari karyawan yang bisa bantu kamu." Meta mukai memikirkan tawaran sang suami. Se