Bab 54

1004 Kata

“Hasilnya masih nihil, Pak,” lapor Wahyu, tangan kanan sekaligus anak buah paling seniornya, lewat panggilan telepon. Ali menghela napas panjang, lalu duduk lemas di kursinya. “Sudah dicek semua terminal?” “Semua terminal di Bandung sudah, Pak. Kami juga periksa penginapan, rumah sakit, dan pesantren-pesantren. Tapi jejaknya bener-bener hilang setelah dari Terminal Cicaheum.” Ali menutup matanya. Wajah Amira terbayang. Senyum manis gadis itu, cara dia tertawa saat mengomentari selera baju Ali yang katanya terlalu ‘bapak-bapak’, semua berputar di kepalanya seperti film rusak. “Terus cari. Jangan berhenti sampai ketemu,” gumamnya, nyaris tak terdengar. “Iya, Pak.” Telepon ditutup. Ali menyandarkan tubuh ke kursi, menatap langit-langit kantornya dengan tatapan kosong. Lima hari. Sudah l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN