Bab 17

1025 Kata

Dini duduk di ujung ranjang dengan wajah kusut seperti baju belum disetrika. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tetapi Ali belum juga pulang. Padahal, ini adalah malam giliran Dini. Ia sudah menyiapkan segala hal: memakai lingeri satin warna favorit Ali, menyemprotkan parfum vanilla lembut, hingga merapikan kamar dan menyemprotkan aroma bunga melati di setiap sudut kamar. Tapi, yang ditunggu tak kunjung datang. "Kenapa sih, Abi belum pulang juga?" gumamnya sambil terus menatap layar ponsel. Ia sudah menelepon Ali lebih dari sepuluh kali, tapi semuanya tidak dijawab. Pesannya pun hanya centang dua, tanpa balasan. Dini menggigit bibir bawahnya, gelisah. Ia lalu membuka aplikasi pelacak lokasi keluarga. Namun sayangnya, fitur GPS Ali dimatikan. "Astaga... dimatiin pula. Ini fix men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN