“Menurut saya, Tuan Reno yang cocok mewakili tim eksekutif di acara pernikahan nanti. Saya juga akan hadir untuk mendampingi. Bukankah ini momen penting untuk menjaga relasi?” ucap Sofia sambil melirik Reno tajam. Alia melirik Reno, namun lelaki itu tetap tenang. “Maaf, Bu Sofia. Saya dan Bu Alia juga mendapat undangan gala dinner proyek kerjasama dari klien luar, kami sudah menjadwalkannya lebih dulu. Tapi saya sudah tugaskan kepala divisi cabang untuk hadir mewakili perusahaan kita.” Sofia menaikkan alisnya, senyum kecut menghiasi bibir merahnya. “Oh, sayang sekali,” gumamnya datar. Alia pun menempelkan kepalanya di lengan Reno membuat Sofia hanya bisa tersenyum pahit, mencoba menahan rasa terbakar di d**a. Tapi sebelum sempat melampiaskan kekesalannya, ponselnya bergetar. Ia membacan