"Kenapa dunia ini begitu tidak adil padaku?" gumam Sofia sambil menghapus air mata yang terus menetes di pipinya. Wanita itu melangkah keluar dari hotel dengan d**a membuncah oleh rasa kesal dan kecewa. Matanya yang biasanya tajam dan penuh percaya diri kini redup, menyimpan bara yang belum padam. Ia melangkah ke mobilnya tanpa pamit pada Reno maupun Alia. Sampai di dalam mobil, Sofia membuka kaca jendela dan memandang ke arah hotel yang megah itu. “Menanglah kalian hari ini,” gumamnya pelan, bibirnya melengkung kecut. “Tapi permainan ini belum selesai.” Ia menyalakan mesin mobil, namun tak langsung melaju. Pikirannya masih dipenuhi oleh sosok Reno. Sosok yang telah membuatnya tertarik bukan hanya secara fisik, tapi juga karisma dan kepandaiannya. “Pria sepertimu terlalu berharga untuk d