Suasana bandara sore itu cukup ramai. Reno berdiri di dekat pintu kedatangan internasional dengan tangan memegang kertas bertuliskan "ALYA BINTI ALI". Tapi sejujurnya, dia tak benar-benar butuh tulisan itu. Ia tahu siapa yang ia tunggu. Sejak pagi tadi, Ali sudah berkali-kali mengingatkannya. “Jemput anak Abi baik-baik, Ren. Jangan lama-lama di parkiran, dan jangan bikin malu. Alia baru pulang dari Mesir, jangan samain sama kamu yang baru pulang dari warkop!” Reno hanya nyengir saat itu. Tapi kini, detik demi detik di depan pintu kedatangan terasa lebih panjang dari biasanya. Dan ketika akhirnya pintu kaca itu terbuka, langkah-langkah pelan gadis berabaya hitam dan kerudung senada itu membuat jantung Reno berdetak tidak karuan. Alia. Gadis yang dulu sering merengek minta dibelikan es