Ali keluar dari aula lomba dengan langkah cepat dan nafas tak beraturan. Jantungnya masih berdetak kencang sejak melihat wanita bercadar yang naik ke podium bersama Alia tadi. Begitu ia keluar dari aula, matanya langsung menangkap mobil hitam dengan kaca gelap yang meluncur pelan keluar dari gerbang pesantren. “Itu dia!” serunya. Tanpa pikir panjang, ia berlari menuju mobilnya, membuka pintu dengan tergesa, dan langsung menyalakan mesin. Ban mobil berdecit saat dia melajukan kendaraan mengikuti mobil yang baru keluar tadi. Jaraknya tak terlalu jauh. Ali bisa melihat dengan samar kepala seorang anak kecil yang duduk di kursi belakang. Gadis itu, pasti Alia. Dan jika benar wanita di sampingnya adalah Amira... Namun nasib berkata lain. Sebuah lampu lalu lintas di perempatan menyala merah