Kamar Daniel begitu hening ketika aku memasukinya pada pukul setengah tiga pagi. Kini usianya sudah menginjak tiga bulan dan aku sudah berhasil membuatnya bisa tidur tanpa terbangun di tengah malam. Meski sesekali Daniel masih kerap kali terbangun, tetapi jelas jauh berkurang dibanding saat usianya masih satu bulan di mana Daniel bahkan pernah terbangun sepanjang malam. Keheningan kamar Daniel hanya diisi suara dari mesin difuser di pojok ruangan yang meniupkan uap aromatherapy khusus, bersahutan dengan musik dari kotak lullaby yang mengalun pelan sebagai pengantar tidur. Aku menghampiri box bayi Daniel, mengusap lembut kepalanya tanpa membuatnya terganggu. Sudah beberapa malam ini aku mulai kembali memikirkan nasib pernikahanku dan Dean. Kemarin-kemarin aku nyaris lupa bahwa kami akan se