“Mama baik- baik aja, Chel. Kamu jangan khawatir.” Saat ini, Rachel dan mamanya sedang berada di kantin rumah sakit. Sedangkan Noah dititipkan di kamar nenanya, atas permintaan sang Nena sendiri. “Ma, Rachel bukan orang yang gila harta. Kalau misalnya tanah itu bisa buat lunasin hutang- hutang Papa, jual aja.” Rachel menggenggam tangan mamanya untuk berusaha meyakinkan wanita itu. Namun sang Mama malah menggelengkan kepalanya. “Itu milik kamu, Chel. Mama nggak mau.” “Terus kenapa waktu itu Mama rela jauh- jauh ke Jakarta buat nemuin Rachel? Pasti mau bahas masalah ini, kan?” Cindy menghela napasnya. Kemudian ia menatap sang Putri dengan mata yang berkaca- kaca. “Waktu itu, pikiran Mama udah buntu banget. Tiap hari, Mama ditelepon sama pihak Bank. Hutang Papa kamu banyak banget, l