Norika hanya berdiri di depan pintu megah rumah mertuanya begitu supirnya menurunkannya disana. Ia memegang sebuah kue dan kotak kado dengan susah payah. Sebelum turun dari mobil tadi dia sudah mengirimkan pesan pada Gyan untuk membantu membawakan bawaannya dan menemaninya masuk kedalam rumah karena acara sudah dimulai. Tak berselang lama, Gyan kemudian keluar dari rumah dan langsung menyambut Norika. “Kenapa baru datang?” “Macet tadi dijalan karena hujan.” Jawab Norika, dia membiarkan Gyan membawakan kotak kado yang berisi hadiah untuk ibunya. Gyan menghela napas, lalu membelai rambut Norika sekaligus merapikan anak rambutnya yang berantakan. Karena Norika barusaja pulang dari rumah sakit dan ia terburu-buru harus membeli kue, kado, dan juga kemari. “Capek, ya?” tanya Gyan. “Habis