Kebun Sore: Tempat Aku Pulang

1013 Kata

Beberapa hari setelah pulang dinas dari Bali, Gyan akhirnya tiba di rumah dengan wajah lelah. Di dalam hatinya, ada harapan kecil bahwa Norika mungkin mau bicara, atau setidaknya mendengarkan penjelasannya. Tapi begitu membuka pintu rumah, ia langsung disergap keheningan yang aneh. Tidak ada tangis bayi. Tidak ada suara Norika dari kamar. Bahkan bau khas bedak bayi yang biasanya samar tercium pun lenyap. Gyan berkeliling, memanggil pelan. “Norika…? Sayang…?” Tak ada jawaban. Kamar tidur kosong. Lemari pakaian terbuka sebagian, beberapa baju Norika dan perlengkapan bayi menghilang. Di atas meja rias, hanya ada sebuah amplop putih dan selembar kertas foto yang sudah diprint. Gyan meraih amplop itu. Surat dengan tulisan tangan Norika. “Gyan, Aku sudah cukup. Cukup mencoba bertahan. Cu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN