1. Ulang Tahun Pembawa Petaka

1113 Kata
"Kak, Zeva. Kita harus menyiapkan sesuatu untuk kejutan Ayah! "Sera berteriak memanggil sang kakak saat melihat sang kakak Tengah menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya. Zeva yang mendengar ucapan sang adik langsung menghentikan langkahnya dan menoleh pada sang adik dengan raut wajah yang terlihat sangat ceria. " Apa Ayah sedang ulang tahun? "Tanya Zeva sambil memegang kedua pundak sang adik, dan sedikit mengguncang nya karena cukup merasa bahagia kalau sang Ayah benar-benar berulang tahun. Sera yang mendapat pertanyaan dari Zeva langsung menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan sang kakak, karena memang hari ini adalah hari ulang tahun sang Ayah. Zeva dan Sera langsung pergi keluar untuk mencari sesuatu sebagai hadiah ulang tahun sang Ayah. Di saat Zeva dan Sera Tengah mencari hadiah untuk ulang tahun sang Ayah, Fathir datang dan menawarkan diri untuk mengantar Zeva dan juga Sera. Setelah kepergian Zeva dan juga Sera, Ana langsung membujuk Yudda agar tidak bekerja dulu. Yah, Ana dan kedua putrinya bekerja sama untuk membuat kejutan pada Yudda di hari ulang tahunnya. Yudda sendiri lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. "Ayolah, Ayah. Kapan Ayah memiliki waktu untuk bersama dengan keluarga kita. Hari ini kan Zeva ingin memutuskan untuk mengambil cuti panjang kuliahnya, karena besok Sera akan melakukan hari pertama kuliahnya. Jadi untuk hari ini saja, kita berkumpul bersama ya, Ayah tidak perlu bekerja, Aku ingin Ayah menemani kita bertiga seharian. Mau ya! "Ana memohon pada Yudda agar Yudda sehari saja tidak bekerja dan menemani tiga wanita yang sama-sama Yudda sayangi. Yudda mencoba untuk mempertimbangkan permintaan sang istri, karena jarang-jarang sang istri meminta sesuatu pada dirinya. Ana menyerahkan segelas teh kesukaan Yudda, yang sudah Ana siapkan sejak tadi. Yudda mengelus pipi Ana lembut setelah Yudda menyeruput teh hangat buatan istri tercintanya. "Ini pekerjaan penting. Dan Sebenarnya jujur saja aku keberatan Kalau sampai Zeva benar-benar memutuskan untuk bekerja daripada kuliah. Tapi aku akan mencoba untuk menghargai keputusannya karena apapun yang menjadi keputusannya Ayah akan setuju. " Ujar Yudda dengan penuh kelembutan, membuat Ana yang mendengar ucapan Yudda masih belum merasa lega karena Yudda belum memberi keputusan apakah Yudda akan bekerja atau menuruti keinginannya untuk mengambil libur satu hari. "Itukan sudah menjadi keputusan Zeva, biarkan Zeva mengambil jalannya sendiri, Zeva kan sudah dewasa, sudah lebih tahu dari Sera, jadi keputusan mana yang tepat untuk Zeva ambil itu sudah menjadi pertimbangan sebelumnya. Jadi bagaimana, Ayah mau libur atau mau tetap kerja? "Ana mencoba kembali melayangkan kalimat pertanyaan yang sama seperti sebelumnya, karena Ana masih merasa belum tenang sebelum Yudda memberi kepastian. Yudda yang mendengar pertanyaan dari sang istri langsung menganggukkan kepala nya pelan. "Baiklah. Hanya Untuk hari ini aku tidak kerja dan akan menemani kalian bertiga." Ana yang mendengar jawaban Yudda langsung mengeratkan pelukan, merasa sangat bahagia karena Yudda menuruti keinginannya untuk tidak bekerja. "Terimakasih ya, Ayah." Ana langsung melebarkan senyumannya dengan penuh kesenangan, karena Yudda menuruti keinginan nya. Tepat pada jam 03.00 sore, Yudda yang baru saja bangun dari tidurnya langsung celingukkan mencari orang rumah yang ternyata saat ini di rumah hanya ada dirinya sendirian. " Tadi pagi Mereka ingin aku tidak kerja agar aku menemani mereka, tapi ternyata mereka malah meninggalkan aku sendirian, "gumam Yudda yang merasa heran apa maksud dari 3 wanita kesayangannya itu, dan bertanya-tanya kenapa di rumah menjadi sepi. Baru saja Yudda ingin mencari keberadaan istri dan kedua putrinya, tiba-tiba pintu rumah terbuka dan memperlihatkan sang istri yang tengah tersenyum padanya. "Ayah, kita ke belakang yuk, ada kejutan buat Ayah dari anak-anak. Tapi, sebelum Ayah ke belakang rumah, Ayah tutup mata dulu, karena ini permintaan Zeva dan Sera. "Kata Ana cepat membuat Yudda yang mendengar ucapan sang istri langsung mengernyitkan dahinya karena tidak mengerti. "Kejutan apa, Sayang?" Tanya Yudda " Kita keluar saja, anak-anak sudah menunggu kita. "Ana tidak menjawab pertanyaan sang suami dan memilih langsung menutup mata Sang suami dengan sebuah kain yang sudah disediakan oleh Ana langsung. Setelah kedua mata Yudda tertutup, Ana menuntun Yudda agar bisa berjalan dengan benar untuk menuju ke belakang rumahnya. Setelah sampai di belakang rumah, Ana langsung membuka kain yang menutupi kedua mata Yudda dengan pelan membuat hati Yudda merasa penasaran kejutan apa yang sudah disediakan oleh wanita kesayangannya. "Happy birthday Ayah tercinta! "Zeva, Sera, Ana dan juga Fathir langsung berteriak dengan senangnya sambil mengucapkan selamat ulang tahun pada Yudda. Yudda yang melihat di depannya sudah tersedia kue ulang tahun, langsung melebarkan senyumnya penuh kebahagiaan dan mengecup ketiga wanita yang teramat sangat Yudda cintai secara bergantian. "Terima kasih Sayang, terima kasih karena kalian sudah membuat kejutan yang sangat istimewa bagi Ayah. "Berulang kali Yudda mengucapkan kalimat Terima kasih karena Yudda benar-benar sangat terkejut dan juga bahagia mendapat kejutan yang menurut Yudda sangat mewah. Zeva benar-benar sangat bahagia melihat kebahagiaan keluarganya. Yudda menyuapi kue pada ketiga wanita kesayangannya itu dengan penuh kebahagiaan secara bergantian. Setelah urusan ulang tahun selesai, Yudda mengajak ketiga wanita itu untuk berjalan-jalan, sesuai dengan niatnya yang tidak bekerja hanya untuk menemani ketiga wanita tersebut. Ana yang mendapat ajakan dari sang suami langsung menolak dengan alasan untuk mengurus rumah yang menurut Ana sangatlah berantakan. Jadi niat jalan-jalan Yudda tetap berjalan, meski tanpa sang istri. Jadi Yudda terpaksa membawa kedua putrinya jalan-jalan tanpa sang istri. "Rupanya Ayah salah waktu dalam mengajak kalian jalan-jalan, memang waktu sore begini pasti macet." Ujar Yudda pelan namun masih terdengar di telinga ketiga orang yang satu mobil dengan nya. Yah, Yudda juga mengajak Fathir menemaninya jalan-jalan, karena Yudda tahu Fathir menyukai salah satu di antara dua putrinya, hanya saja Yudda tidak tahu siapa diantara Zeva dan Sera yang disukai oleh Fathir. "Tidak apa-apa, Ayah. Kita bisa santai." Ujar Zeva menenangkan sang Ayah. Yudda dan yang lain benar-benar tidak beruntung, sudah macet malah kena lampu merah. Disaat Zeva tengah menenangkan Yudda, mata Yudda menangkap sosok seseorang yang tengah menghajar bapak-bapak, membuat Yudda memiliki rasa kasihan pada bapak-bapak tersebut, apalagi Yudda melihat Bapak itu cukup sangat tua. Yudda keluar dari mobil tanpa mengatakan apapun pada kedua putri ataupun pada Fathir, hingga membuat sepasang kakak adik itu langsung saling pandang. "Apa kesalahan Bapak ini, kenapa kamu menghajar dia tanpa ampun? Hentikan!" Yudda langsung menghalangi pria muda itu yang sedang menghajar bapak-bapak tua itu, membuat pria muda tersebut langsung menatap lurus kedepan dengan raut wajah yang menggambarkan penuh kemarahan karena ada yang berani mengganggu urusannya. Pria muda itu langsung mendorong tubuh bapak tua itu dengan kasar, hingga membuat bapak tua itu langsung tersungkur ke tanah sambil menahan sakit. Pria muda itu pun mengeluarkan pistolnya dari saku celananya, dan membalikkan badannya dengan posisi pistol yang mulai mengarah pada kepala Yudda. Yudda yang melihat benda membahayakan itu mulai mengarah ke arahnya, langsung menggelengkan kepalanya ketakutan. Dengan perlahan, kedua tangan Yudda terangkat sebagai tanda bahwa Yudda menyerah. Pria muda itu pun mulai menarik pelatuk pistol nya dengan pelan, hingga… "Jangan…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN