"Ini yang aku tunggu. Aku mau hakku malam ini." Dengan nada seraknya, Arga mengatakan bahwa ia menginginkan hal yang seharusnya ia lakukan di malam setelah nya. Zeva yang sejak tadi terdiam mematung langsung membalikkan badannya hingga tangan Arga terlepas. Namun gerakan Zeva dijadikan kesempatan oleh Arga, dengan mengecup leher Zeva, dan bahkan sampai menyesapnya. "Emmm. Tu-Tuan." Ujar Zeva dengan anda terbata. Zeva mencoba untuk menjauhkan Arga dari lehernya, hingga Arga menghentikan kecupan nya saat telinga Arga mendengar suara Isak tangis Zeva. "Kenapa menangis. Apa aku menyakitimu?" tanya Arga pelan, sambil menahan gejolak yang mulai membuat dirinya susah untuk dikendalikan. Zeva masih tetap tidak menjawab, tubuhnya gemetaran seperti ketakutan. Arga langsung menyentuh pundak Zeva