23. M e l a y a n g

1621 Kata

Mas Rendra terus merintihkan nama almarhum Mbak Keyna dengan menangis. Dia mencumbuiku penuh kasih sayang, penuh kelembutan, seakan ingin memuaskan dahaga rindu yang lama tak terpuaskan. Sungguh, hatiku juga terluka karena ini. Tapi aku bisa apa? Selama menikah dengan Mas Rendra hampir setahun ini, ternyata namaku tidak pernah terpatri di hati Mas Rendra. Hanya ada Mbak Keyna, walaupun sudah almarhum tapi cinta Mas Rendra pada Mbak Keyna sangatlah dalam, hingga tidak menyisakan secuil tempat bagi Kak Feli atau bagiku. Tapi, bukankah memang kami menikah tanpa dasar cinta kan? Jadi untuk apa aku menangis? Apakah aku cemburu, karena bukan namaku yang terucap dari bibir Mas Rendra? Bibir merah karena tidak kenal nakotin, bibir yang sekarang mencumbuiku penuh sayang. Atau, apakah sudah ada be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN