Hingga satu bulan lamanya, Asya tak kunjung mendapatkan sebuah ide atau rencana untuk melepaskan diri dari pertunangan konyolnya dengan mantan kekasih Citra tersebut. Setiap kali Asya mendengarkan curahan hati Citra tentang Valerian yang meninggalkannya tanpa jejak kabar, Asya selalu merasa bersalah. Karena sejak pertunangan malam itu, kini hubungannya dengan Valerian justru semakin dekat, akrab. Bagaimana bisa? Entahlah.. Asya sendiri juga tidak tahu. Ia dan Valerian mestinya sama-sama tidak menginginkan pertunangan ini. Namun semua seakan mengalir begitu saja. Asya tentu saja belum menyerah dan masih menginginkan bebas dari ikatan yang nantinya akan menyakiti hati Citra bila gadis itu tahu semuanya, sedangkan Valerian justru sudah pasrah begitu saja. Valerian seolah mulai menerima pertu

