Memilih pulang sebelum acara usai, Rama berpamitan pada Adhitama. Tentu saja pemilik acara itu tahu apa yang tengah menimpa sahabatnya, lebih tepatnya istri sang sahabat. Memang belum bisa dipastikan tentang kejadian yang dialami Citra tadi. Akan tetapi, Adhitama sudah membuat kesimpulan yang justru membangkitkan harapan terpendam dalam diri seorang Rama Wisena. “Cit, ke dokter ya? Kamu pucat banget..” ucap Rama membuka perbincangan di dalam mobil yang tengah dikemudikannya melewati jalan yang cukup renggang malam ini. Tak setuju dengan ajakan sang suami. Citra menoleh sembari menunjukkan wajah memelasnya. “Nggak mau. Aku mau pulang aja, Mas.” “Kenapa? Kan cuman diperiksa, biar tahu kamu ini sebenarnya sakit apa.” Citra tetap saja menggeleng. “Aku cuman masuk angin biasa, Mas. Mas Ram

