Bab 17. Jika kamu mau….

1770 Kata

Elora berjalan dengan tergesa-gesa. Sikap dan perilaku Satria menyesakan dadanya dan membuatnya gila. Disatu sisi ia merasa marah, tetapi disisi lain ia merindukan sentuhan Satria yang dalam. Ternyata pria itu masih bisa membuatnya luluh dan lengah. “El!” panggilan seseorang membuat Elora menoleh kebelakang dan melihat Wicaksono tengah berjalan setengah tertatih-tatih dengan tongkatnya. “Loh, Om Wicak! Mau kemana?!” tanya Elora terkejut dan langsung menghampiri ayah Satria itu. “Mau ke minimarket, beli roti. Tantemu sedang dibersihkan tubuhnya jadi Om mau cari sarapan sekalian. Kamu baru datang?” tanya Wicaksono sambil dipapah Elora perlahan. Elora menggelengkan kepalanya perlahan, “Tadi mampir untuk jenguk mas Satria, soalnya HRD di kantor nanya keadaannya saat ini,” jawab Elora

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN