“Mas, ada apa?” tanya Elora perlahan ketika Satria tetap diam dengan posisi yang sama, menyembunyikan wajahnya di d**a Elora. “Biarkan aku seperti ini sebentar lagi,” jawab Satria sambil meremas pakaian Elora. Harga dirinya rasanya sudah tidak ada lagi ketika ia menangis di d**a seorang perempuan seperti ini. Tetapi perasaannya sudah tidak tahan karena bingung dan putus asa. Tanpa ada yang tahu, satu jam sebelumnya Satria baru saja hendak menjenguk Nurana, tetapi ia melihat sosok Miya yang berdiri membelakanginya di depan meja jaga para perawat. Spontan Satria segera kembali ke dalam kamarnya dan memasuki kamar mandi untuk membasuh wajahnya karena tiba-tiba saja ia merasa panik dan cemas. Dari luar terdengar suara pintu dibuka dan ditutup dan suara yang khas yang sangat Satria kenal

