“Mbak Intan,” panggil Elora lirih. Dadanya berdegup kencang, teringat kembali kemarahan Intan padanya saat berpura-pura menjadi kekasih Satria agar Intan menganggap Elora adalah selingkuhan Satria bukan Miya. Caci maki Intan padanya masih teringat jelas, membuat Elora takut pada Intan. Satria segera menggenggam jemari tangan Elora untuk menenangkan istrinya yang tampak gemetar halus dan takut melihat Intan. “Akhirnya kalian menikah, rasanya aku tak percaya jika tak melihat dengan mata kepalaku sendiri. Hebat juga kamu, El. Mau bertahan dengan pria b******k seperti ini,” puji Intan sambil melipat tangannya didada. “Sedang apa kamu disini?” tanya Satria tenang pada Intan. Perpisahannya dengan Intan bukanlah perpisahan yang tenang, tetapi penuh drama dan pertikaian. “Aku disini untu

