Restoran itu tidak terlalu ramai malam itu. Lampu gantung kristal berkilauan memantulkan cahaya hangat, sementara musik instrumental lembut mengalun di latar belakang. Kaisar duduk di seberang Dias, gadis berambut panjang yang malam ini tampil anggun dengan gaun hitam sederhana. Di meja mereka sudah tersaji dua piring pasta creamy dan orange juice.
Kaisar berusaha tersenyum, menatap wajah Dias yang terlihat cantik dengan riasan tipis. Sejak sore, ia sudah berniat membuat malam ini spesial—sebagai penebus atas kesibukannya beberapa waktu lalu.
“Aku pesan tempat ini biar tenang,” kata Kaisar sambil menyandarkan punggungnya. “Kamu suka kan, suasananya?”
Dias tersenyum tipis. “Suka. Tenang dan… agak romantis.”
Kaisar merasa lega. Ia benar-benar ingin malam ini berjalan mulus. Mereka mengob
