31. Dibuat Kecewa Untuk Kesekian Kali

1100 Kata

Hari kedua setelah kepulangannya dari rumah sakit, Dias benar-benar hanya mengurung diri di rumah. Tirai jendela kamarnya selalu tertutup rapat, membiarkan udara pengap menguasai ruangan. Cahaya lampu meja menjadi satu-satunya penerang di siang maupun malam hari. Kursi roda berada di samping ranjang, setia menunggu tuannya yang enggan banyak bergerak. Sejak kecelakaan itu, setiap kali menatap kakinya, perasaan nyeri bukan hanya muncul di tulang dan otot, tapi juga di hatinya. Baginya, kehilangan kemampuan berjalan sama saja dengan kehilangan separuh hidup. Dias yang dulu selalu percaya diri melangkah dengan sepatu hak tinggi kini merasa seperti burung yang sayapnya patah. Tangan kanannya mencengkeram erat selimut, napasnya berat, pikirannya penuh dengan bayangan buruk. "Bagaimana kalau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN