Malam itu, suasana rumah keluarga besar Kresna terasa hangat. Meja makan panjang sudah tertata rapi dengan hidangan istimewa: sup buntut, ayam panggang, sambal favorit keluarga, hingga buah-buahan segar. Aroma rempah memenuhi ruang makan, membuat siapapun yang masuk langsung tergoda untuk segera duduk. Sudah sejak beberapa hari yang lalu Kresna dan Kristi meminta Kaisar dan Alea untuk datang makan malam bersama. Namun, baru hari ini kesampaian setelah beberapa hari Alea mendapat jadwal shif malam. “Ah, akhirnya kalian datang juga,” sambut Kresna, ayah Kaisar, dengan suara dalam yang penuh wibawa. Ia duduk di kursi kepala meja, ditemani istrinya, Kristi. Wajah Kresna tampak senang melihat putra dan menantunya hadir. Alea tersenyum sopan. “Selamat malam, Papa, Mama.” “Selamat malam, Lea.