Bab 93. Balasan itu pasti ada

1117 Kata

Mendengar Keenan menikah, ternyata sangat mengguncang jiwa Mama Laras, dan jelas sekali berkecamuk di hatinya saat itu juga, tubuhnya melorot begitu saja di lantai yang dingin, deru napasnya mendadak berat dan terasa agak sesak. Namun, dia berusaha agar tidak kehilangan kesadaran dirinya. “Keenan menikah dengan siapa? Dia seharusnya menikah dengan Chintya ... bukan dengan wanita lain!” gumam Mama Laras begitu geram. Ponsel yang sempat terlepas dari genggaman tangannya tiba-tiba saja berbunyi, lalu dia mengutip kembali ponselnya, dan rupanya Bu Roro kembali yang meneleponnya. “Halo,” sapa Mama Laras. “Bagaimana Bu Laras, sampai saat ini saya belum juga menerima transferan uang maharnya! Bu Laras jangan permainkan saya ya, jangan macam-macam!” hardik Bu Roro terdengar suaranya tidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN