Lea pilih diam, begitu juga Hamish yang tak mau banyak bicara, sebab selalu berakhir adu mulut. Sesampai di hotel, Lea keluar lebih dulu tanpa menunggu pintu mobil dibukakan. Dia berjalan lebih dulu, sampai Hamish perlu mengejar dan menariknya, “Lea, kita datang bersama, bukan sebagai orang asing apalagi aku pengawalmu yang harus berjalan di belakang.” Hamish memberikan gerakan tangan, kode agar Lea mau berpegangan dengannya, “apa?” Hamish menghela napas, meraih tangannya dan meletakannya untuk berpegangan di lengannya. “Begini, kamu menolak direngkuh, jadi aku yang menyerahkan diri.” Lea hanya mendelik datar, mereka melewati pemeriksaan. Bukan lagi pemandangan asing saat melihat ada saja perempuan yang terpesona pada Hamish. “Tidak pegal, senyum terus?” tanya Lea. Hamish menole