121. Kasihan Davit

1950 Kata

Pagi ini pukul enam pagi Bayu sudah menjemput Hukma ke rumah gadis itu untuk sekalian ia antar ke SMA tempat Hukma mengajar. Biasalah modus seorang Bayu, beragkat lebih awal agar bisa berlama-lama dengan Hukma. Sepintar-pintarnya Hukma, masih cerdik Bayu yang notabene seorang tukang modus. Kini di jam enam lebih lima belas menit, Bayu dan Hukma sudah sampai di depan sekolah SMA tempat Hukma mengajar. Namun, Hukma tidak turun dari mobil. Gadis itu mengambil tasnya yang ada di belakang untuk mengambil kotak nasinya. “Nih sarapan buat kamu!” ujar Hukma memberikan sarapan pada Bayu. Bayu juga mengambil sesuatu dari tasnya, sebuah tempat makan berbentuk bulat berwarna biru. “Ini sarapan untuk kamu juga,” ujar Bayu memberikan tempat makannya. “Masak sendiri?” tanya Hukma. “Iya, dong. Kan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN