Di malam yang sungguh gelap ini, Hukma memegang lilin seraya menjaganya agar tidak padam. Sedangkan Bayu sibuk mengulek bawang putih, bawang merah, dan bumbu lainnya untuk membuat nasi goreng. Pria itu tampak lihai memasak. Untuk sejenak, Hukma berhalusinasi dengan lengan Bayu yang sangat kekar. Andai ia bersandar di sana, pasti rasanya akan menyenangkan. Hukma mencecap bibirnya sendiri seolah membayangkan Bayu adalah santapan yang sangat lezat. Pria idaman Hukma seperti di drama romansa yang selalu ia tonton, bisa segalanya dan yang pasti sangat pengertian. Seketika Hukma menggelengkan kepalanya, Bayu bukan pria pengertian. Bayu adalah pria gila yang ternyata diam-diam suka ngepet. “Hukma, bawa lilinnya ke sini. Aku mau ambil garam,” ucap Bayu. Hukma segera mendekati Bayu. “Pak Bayu,