24. Kekecewaan

1923 Kata

Lintang merasa tidurnya sangat nyenyak, tubuhnya juga merasa hangat. Sayup-sayup perempuan itu terbangun dari tidurnya. Yang pertama Lintang lihat adalah langit-langit kamar yang tampak mewah dengan lampu yang terang. Lintang terkesiap, perempuan itu segera teduduk bangun. “Akhhh,” ringis Lintang saat merasakan kepalanya berdenyut nyeri. Lintang menatap pakaiannya yang masih sama, pakaiannya pun juga setengah kering. Lintang celingak-celinguk melihat interior kamar yang sangat mewah. Ia tahu kalau ini bukan kamar di rumah suaminya maupun di rumah mertuanya. Interior kamar ini sangatlah mewah dengan bau yang sangat maskulin. “Lintang, sudah bangun?” tanya seseorang sembari mengetuk pintu. “Hah, siapa?” tanya Lintang yang mulai panik. “Aku masuk, ya!” ijin pria itu. “I … iya,” ja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN