Bayu berlari keluar dari rumahnya dengan tergesa-gesa saat mendengar keributan dari rumah Davit. Saat keluar, ia mendapati Lintang yang tengah menyeret kopernya sembari menangis. Dengan secepat kilat Bayu mendekati Lintang. “Lintang, kamu mau ke mana?” tanya Bayu memegang tangan Lintang. “Lepasin!” titah Lintang dengan tajam. “Lintang, ini sudah hampir petang, kamu mau ke mana membawa koper begini?” tanya Bayu yang khawatir. Wajah Lintang sudah memerah dengan air mata yang membasahi wajah perempuan itu. “Mau ke mana pun saya, bukan urusan bapak,” ucap Lintang menghempaskan tangan Bayu. “Lintang, kalau ada masalah bisa diselesaikan baik-baik. Kamu bisa-” “Saya tidak akan berurusan lagi dengan kalian para dosen yang pemikirannya gak bisa saya cerna dengan pikiran saya. Sekarang j