Davit tengah menanti Lintang di kantin, pria itu menatap sekelilingnya yang tampak ramai. Pikiran pria itu berbalik beberapa jam silam. Davit tidak mengelak kalau ia salah karena sudah mengabaikan Lintang. Tadi Lintang sudah memasak untuknya dan ia malah pergi hanya karena takut ada orang yang membuka paketnya, padahal itu sepertinya tidak mungkin karena Pak Satpam pun sudah pasti paham privasi meski sangat menyebalkan seperti Pak Munir. Kalau pun dilihat, bukankah wajar karena dirinya sudah menikah. Seluruh warga Universitas juga tahu dia sudah menikah dengan Mahasiswinya. Davit menghela napasnya dengan berat, ia merutuki dirinya yang sudah keterlaluan. Juga Pak Kurir sangat menyebalkan, pagi-pagi sudah mulai dines. Davit meminum kopinya dengan tidak semangat, pria itu masih memikirkan