44. Mata Hati

1304 Kata

Malam harinya, Davit kembali menginap di rumah mamanya. pria itu saat ini tengah mengerjakan proyeknya untuk merancang bangunan kolam renang lantai teratas gedung. Pria itu tampak serius dengan laptopnya. Hanya mengenakan celana kolor berwarna hitam dan bertelanjang d**a, pria itu tampak fokus. Lintang yang duduk di ranjang sesekali melirik ke arah suaminya. Suaminya lebih menawan apalagi di bawah cahaya lampu yang menyorot suaminya. Aura suaminya tidak lagi aura suram seperti mbah dukun saat menyembur pasiennya, melainkan aura ketampanan yang haqiqi. “Mas Davit,” panggil Lintang dengan suara pelan. Suara mendayu-dayu itu tampak mengganggu pendengaran Davit. Davit mengusap telinganya dengan pelan karena merasa panas. Tidak biasanya Lintang memanggilnya dengan suara yang mirip dengan de

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN