Sepanjang malam, Naina terbaring terjaga. Setiap kali matanya terpejam, bayangan kehangatan tubuh Chandra, aroma mint dari napasnya, dan cengkeraman kuat di pinggangnya langsung menghantui. Pria itu seperti bermain-main di ambang batas, dan semua itu efek dari hadiah lingerie. Hingga pukul dua dini hari dia masih belum juga terpejam, namun matanya yang hampir lelah tertuju pada wajah Chandra yang tertidur pulas di sampingnya, wajahnya tepat sekali dalam posisi ke arahnya. Dalam cahaya redup, dia mengakui sesuatu yang selama ini dipendamnya: bosnya ini memang memiliki pesona yang tidak bisa dipungkiri. Tapi ketampanan itu justru membuatnya semakin bingung, mengapa harus dirinya? Pertanyaan itu terus berputar, sampai akhirnya dia tertidur di ujung pagi. Chandra terbangun oleh sinar matah

