145

1104 Kata

Zahra mendadak mengeluhkan sakit diperutnya. Mereka sempat beristirahat lalu makan siang. Menikmati pemandangan alam dibalik kaca kamar. Meski rasa tidak nyaman itu telah berakhir, Kahfi memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Ia menyiapkan semua keperluan yang mampu membuat istrinya terlelap nanti di mobil. Sebuah air purifier dengan aroma menenangkan Kahfi nyalakan. Begitu juga bantal-bantal nyaman yang ia jadikan penyangga punggung Zahra. Sebelum turun untuk menjemput Zaha di ruang tamu Villa keluarganya Kahfi menyetel jok agar bisa Zahra gunakan untuk merebahkan diri.  "Sayang yuk.." ajak Kahfi. “Nggak apa pulang?! Kamu nggak capek?!” raut khawatir terpampang nyata. Zahra sedih. Selain menggoda Kahfi, ternyata ia memiliki keahlian lain. Menyusahkan laki-laki itu.  “Nggak Sayang. Aku ta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN