Kahfi membenarkan kaca mata hitamnya. Tubuhnya bersandar pada kursi berbahan kayu jati. Ia membiarkan angin menerpa rambutnya yang tak terlapisi gel. Kahfi sibuk. Netranya tengah mengawasi gerak-gerik sang istri. Wanita itu terlihat sangat senang bermain-main di dalam kolam renang dengan kedalaman rendah. Sesekali Zahra membuat ombak, mengarahkan cipratan-cipratan air ke arahnya. Sesuai rencana, Kahfi telah berjanji akan membawa Zahra jalan-jalan untuk mengisi weekend mereka. Ia memilih salah satu vila pribadinya di puncak, menghabiskan sabtu dan minggu tanpa gangguan orang-orang rumah apalagi sahabatnya. Kahfi kabur sepagi mungkin agar mamanya tidak mengetahui kepergiannya. Pukul empat pagi Kahfi dan Zahra meninggalkan gerbang megah berisikan rumah dua keluarga itu. Mobilnya melaju ken