“Mah, Papa berangkat dulu ya..” Zahra menggelengkan kepalanya cepat, “ikuttt!” rengeknya pelan kepada Kahfi. Ia tidak mau ditinggalkan, apalagi Kahfi akan menghadiri acara malam bujang Atala di salah satu kelab yang laki-laki itu sering kunjungi dulunya. Tidak! Zahra tak mau kecolongan! Ia tidak mau memberikan kesempatan pada fans-fans Kahfi untuk mereka menatap lapar suaminya tanpa sebuah ancaman. “Gamanya gimana nanti kalau bangun, Mah?” bisik Kahfi ditelinga anak itu. Anak mereka berada ditengah-tengah dan sedikit keributan, kelopak matanya akan terbuka dan bencana mungkin terjadi setelahnya. Atala merupakan sahabat paling baperan yang Kahfi kenal. Jika ia tak hadir, bisa saja Atala ngambek sampai bertahun-tahun. Momen ini akan dilakukan satu kali dalam seumur hidup temannya– ‘